Minggu, Oktober 13

KKN-T Kelompok 19 UNIRA Malang Gelar Percobaan Pembuatan Pupuk Organik Cair

Mahasiswa kkn- t unira kelompok 19 melakukan percobaan membuat pupuk organik cair dari bahan yang mudah di dapat. Karangsuko, Pagelaran, Kamis (25/01/2024)

Tipe pupuk terbagi menjadi 2 yaitu pengomposan dan fermentasi, pertama ialah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang sudah jadi atau setengah jadi kedalam air.

Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk kandang, pupuk kompos bisa juga campuran semuanya. Pupuk ini biasanya setelah jadi harus langsung digunakan.

Pengaplikasianya ini dilakukan dengan cara disiramkan pada permukaan tanah disekitar tanaman dan tidak disemprotkan ke daun.

Yang kedua adalah pupuk organik cair yang terbuat dari bahan bahan organic yang di fermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup, bahan yang digunakan terbuat dari material organik yang belum terkomposkan, pupuk ini mengandung unsur hara dan benar benar cair.

Jadi larutannyapun lebih stabil dan jika didiamkan tidak mengendap. Dengan hal ini kelompok KKN-T akan membuat pupuk organik cair yang difrementasikan.

Muhammad Naufal prodi Agroteknologi anggota dari kelompok 19 KKN-T UNIRA mengatakan “Bahwa pupuk organik cair adalah pupuk yang dihasilkan melalui proses fermentasi yang di buat secara alami sehingga terdapat larutan hasil dari pembusukan bahan organik misalnya sisa tanaman, kotoran hewan dan juga sisa makanan”.

“Bahan dan alat yang di perlukan dalam pembuatan pupuk organik cair adalah gallon air mineral 15 L beserta tutupnya, tulang daun pisang yang sudah kering 700 grm, kulit telur yang sudah di haluskan 400 grm, slang bening 0,5 m, kulit pisang rajangan yang sudah kering 700 grm, botol air mineral 1,5 L dan air cucian beras.“ ujar Naufal.

Ia juga menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam membuat pupuk organik cair. “Langkah-langkahnya yang pertama yakni memasukkan air cucian beras kedalam kaleng bekas (gallon air mineral), memasukkan tulang daun pisang kering yang sudah di potong kecil-kecil kedalam air cucian beras tadi, memasukkan kulit telur yang sudah kering dan dihaluskan kedalam kaleng cat (gallon air mineral) yang sudah ada air cucian berasnya, memasukkan 1 tutup cairan EM4 ke dalam galon air mineral yang sudah dimasukkan bahan-bahan tersebut, kemudian aduk bahan-bahan tersebut hingga merata, lalu tutup dengan rapat, yang terakhir lubangi tutup gallon air mineral dan lubani juga botol air mineral 1,5 L, lalu pasang selang bening dengan ditutup kaleng cat dan tutup botol, lalu lem dan pastikan tidak ada udara yang keluar dari dua lubang tersebut,”

M. Afrianzah Ketua Divisi Lingkungan mengatakan “Diamkan pupuk tersebut selama 2 minggu, supaya terjadi proses frementasi, dan jangan lupa setiap hari tutup botol air mineral 1,5L, lalu di buka dan tutup kembali supaya tidak ada reaksi ledakan dari pupuk”.

Selain itu, Nur Afeni selaku Wakil Divisi Lingkungan mengharapkan dengan adanya percobaan pembuatan pupuk dapat mensosialisasikan dan membantu para petani untuk memanfa’atkan limbah organik untuk dijadikan pupuk.