Berita Solo terkini yang sedang viral adalah berita mengenai sebuah mobil Pajero yang menyerempet atau diserempet oleh kereta uap Jaladara di Jalan Slamet Riyadi Solo.
Kalau kalian belum tahu, di jalan Slamet Riyadi Solo yang merupakan jalan poros di Kota Solo ini adalah jalan raya dimana jalan mobil berbagi dengan jalan kereta api.
Bagi para pendatang, mungkin mengira jika rel kereta api ini sudah tidak aktif lagi, tetapi sebenarnya rel kereta api yang ada di jalan raya Slamet Riyadi Solo ini masih aktif dan salah satunya digunakan oleh kereta uap Jaladara.
Kereta uap atau yang biasa disebut juga dengan speur kluthuk Jaladara ini terlibat kecelakaan dengan sebuah mobil Mitsubishi Pajero warna hitam.
Vido ini disebar oleh akun media sosial Instagram milik @agendasolo.
“Sepur Klutuk vs Pajero ringsek mburine. Sing ati-ati ning ndalan ya luur… nek enek Kereta lewat ya ngalah, barang atos kwi” tulis akun Agendasolo dalam bahasa Jawa.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tulisan akun Agendasolo itu akan tertulis Sepur Klutuk vs Pajero rusak bagian belakang. Hati-hati ya kalau di jalan. Kalau ada kereta lewat, lebih baik mengalah, keras tuh.
Video Kereta Uap Jaladara Diserempet Mobil Pajero
Mengenal Kereta Uap Jaladara
Kereta uap Jaladara yang beroperasi di Kota Solo merupakan kereta api wisata yang ada di kota Solo, Indonesia.
Kereta api atau kereta uap Jaladara ini dijalankan dengan lokomotif uap berkode C1218 atau lokomotif uap D1410.
Jalur kereta uap Jaladara ini sepanjang 6 Km, mulai dari Stasiun Solo Kota ke Stasiun Purwosari.
Dikutip dari Wikipedia, Jalan rel kereta uap Jaladara tepat bersisian dengan Jalan Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama di tengah Kota Solo.
Kereta api ini dioperasikan berkat kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia dan Pemerintah Kota Surakarta.
Nama Jaladara diambil dari kisah pewayangan dalam lakon Mahabarata. Jaladara adalah kereta milik Prabu Kresna yakni Kyai Jaladara.
Kereta Kyai Jaladara disebut sebagai kereta dewa karena memiliki kemampuan terbang. Kereta itu pula yang digunakan oleh Prabu Kresna untuk naik ke kerajaan Astinapura.