
Harga minyak goreng melambung tinggi di pasaran, bahkan tak sedikit dari ibu-ibu rumah tangga yang menjerit merasakan kenaikan harga minyak goreng ini.
Bahkan Nanyak mendengar dari seorang ibu-ibu yang bertekat untuk mengurangi membeli minyak goreng dan menggantinya dengan merebus makanan.
Selain ibu-ibu rumah tangga, para pelaku bisnis yang memiliki bisnis makanan seperti gorengan maupun makanan rumahan dan juga pengusaha krupuk juga menjerit akibat kenaikan harga minyak goreng yang naik tinggi ini.
Seperti yang dilansir dari Republika, pengusaha krupuk kulit ikan di Indramayu juga mengeluhkan hal yang sama.
Pengusaha krupuk ikan di Indramayu mengeluhkan harga minyak goreng yang terus naik sejak sepekan terakhir dari harga Rp 14.000 per liter menjadi Rp 19.000 per liter.
Saat ini di pasaran harga minyak goreng kemasan ukuran 2 liter saat ini berkisar Rp35.000 dari semula Rp30.000. Untuk minyak curah naik menjadi Rp20.000/liter dari semula Rp18.000-19000/liter.
Seperti yang dilansir dari Kompas, kenaikan harga minyak goreng ini disebabkan karena beberapa sebab.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengungkap penyebab kenaikan harga minyak goreng karena adanya kenaikan harga minyak sawit mentah dan kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global akibat pandemi dan cuaca buruk.
Saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah berusaha untuk melakukan stabilisasi harga minyak goreng dan meminta agar pedagang dan produsen diminta tetap menjual minyak goreng dengan harga eceran tertinggi yang diberlakukan.